Kamis, 30 Januari 2014

Asesmen Pembelajaran Fisika



Asesmen Pembelajaran  Fisika

Indikator
Menyusun asesmen dalam pembelajaran fisika yang sesuai dengan karakteristik peserta didik

A.     Tipe-tipe  Asesmen  Dalam Pembelajaran Fisika
          Pada saat ini Kurikulum IPA (sains) berkembang demikian pesat mencakup luasan materi, tujuan pengajaran terintegrasi proses, misalnya pada saat ini guru mengajarkan sains kepada siswa bahwa sains adalah pemecahan masalah. Tujuan-tujuan yang muncul juga meliputi kemampuan berbicara, menulis, membaca, berpikir kritis, dan menalar, dan sejauh mungkin berhubungan dengan dunia nyata. Metode asesmen alternatif diperlukan untuk kinerja siswa tentang tujuan-tujuan pembelajaran sains. Bertolak dari definisi bahwa asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi (Blaustein, D. et al dalam  Ibrahim, 2002). Maka mengumpulkan data tentang ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, adalah mustahil dilakukan hanya dengan menggunakan satu model asesmen saja. Diperlukan asesmen alternatif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin diukur. Asesmen alternatif antara lain: Asesmen kinerja; portofolio dan jurnal; proyek dan investigasi. Namun sebelum membahas tentang asesmen alternatif terlebih dahulu membahas tentang asesmen tradisional sebagai bahan perbandingan dengan asemen alternatif. 

B.     Asesmen Tradisional

          Kelas IPA dalam jangka waktu yang lama telah didominasi oleh satu metode tes yang disebut paper and pencil test (tes tertulis), yang mengukur kemampuan kognitif siswa terhadap informasi faktual atau keterampilan proses dasar. Tes semacam ini biasa disebut dengan asesmen tradisional. Asesmen tradisional (Traditional assessment) menurut Nur (2002) adalah suatu asesmen yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun pertanyaan-pertanyaan tertutup, seperti pilihan ganda, benar salah, isian, dan memasangkan, pada tes yang dibakukan. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka berwujud butir-butir asesmen yang meminta siswa memberikan penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-pertanyaan tertutup berwujud butir-butir asesmen obyektif, yaitu butir-butir dengan suatu jawaban benar yang tidak terbuka untuk melakukan interpretasi.
          Tes tradisional tersebut mengukur pencapaian dan daya serap siswa tentang pengetahuan ilmiah dan mengukur kemampuan mereka untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka dan obyektif. Bahan-bahan tradisional yang dikembangkan oleh McGraw-Hill dalam Nur (2002) dirancang untuk mengases siswa tentang:
a.    Pengertian atau pemahaman kata-kata sains.
b.    Pemahaman konsep-konsep sains dan Tujuan Pembelajaran Khusus.
c.    Keterampilan-keterampilan Proses Sains dan berpikir.
d.    Kemampuan untuk menganalisis informasi dan memecahkan masalah.
e.    Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ilmiah pada situasi-situasi baru.

C.     Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran Sains SMA/MA  Menurut Kurikulum 2006

Ÿ  Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsiep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Macam-macam keterampilan proses dapat Anda baca pada Bagian 6.3. Keterampilan-keterampilan Proses Sains.
Ÿ  Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa” Pengalaman belajar melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lainnya.
Ÿ  Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada learning daripada teaching
Ÿ  Guru sebagai fasilitator sehingga proses belajar dapat berlangsung.
Ÿ  Guru harus menghindari perilaku yang mengganggu siswa belajar, misalnya guru tidak mengintrupsi siswa yang lagi asyik membaca jika tidak perlu.
Ÿ  Guru membiasakan memberi respon positif dan edukatif terhadap segala perilaku siswa yang menyimpang.
Ÿ  Semua siswa perlu terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran.
Ÿ  Penilaian kemajuan belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran. Jadi penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi terintegrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai proses, bukan hanya hasil (produk). Penilaian dilakukan melalui pendekatan penilaian berbasis kelas (PBK).
Ÿ  Penilaian sains dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes kinerja, tes tertulis, portofolio, hasil proyek. 
Ÿ  Hasil penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif.
D.    Tipe-tipe Asesmen dalam Pembelajaran Sains
          Bertolak dari pembelajaran dan penilaian Mata Pelajaran Sains SD/MI, SMP/MI, dan SMA/MA, maka salah satu tuntutan KBK adalah kemajuan siswa bukan hanya dinilai dari kemampuan kognitif siswa terhadap informasi faktual atau keterampilan proses dasar melalui tes tertulis, atau dengan kata lain sekedar menyatakan ulang informasi faktual atau keterampilan proses sains tersebut. Namun didalam KBK dituntut suatu tes yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan-keterampilan proses sains mereka, berpikir secara logis, menerapkan pengetahuan awal ke suatu situasi baru, dan mengidentifikasi pemecahan-pemacahan baru terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, diperlukan suatu tes alternatif seperti yang dituntut dalam KBK.
1. Asesmen Kinerja (Performance assessment)
          Asesmen Kinerja (Performance assessment) menurut Nur (2002) adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses. Asesmen kinerja merupakan suatu komponen penting dari suatu asesmen autentik.     O’Malley & Pierce (Nur, 2003) menyatakan asesmen kinerja adalah:
Ÿ  bentuk asesmen dimana siswa menunjukkan atau mendemonstrasikan suatu respon secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Respon siswa tersebut dapat diperoleh guru dalam konteks asesmen formal atau informal atau dapat diamati selama pengajaran di kelas atau seting di luar pembelajaran.
Ÿ  meminta siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah realistik atau autentik”
Ÿ  memungkian siswa menggunakan bahan-bahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Contohnya adalah laporan-laporan lisan, contoh-contoh tulisan, proyek individual atau kelompok, pameran, atau demonstrasi.
Hibbard (1995) menyatakan asesmen kinerja merupakan:
Ÿ  suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains
Komponen utama program pendidikan bertujuan: (1) menanamkan konsep dan informasi; (2) mengembangkan proses ilmiah, seperti eksperimen, membuat keputusan, membangun model, dan penemuan mesin; (3) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah yang melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk mendukung metode ilmiah; (4) mengembangkan keterampilan komunikasi untuk membantu siswa menanamkan hal-hal lain secara efektif apa yang mereka telah pelajari atau apa yang menjadi saran mereka sebagai solusi masalah; (5) menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, seperti bertanggungjawab secara individu, keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan dan kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi.
Ÿ   suatu sistem untuk menilai proses dan produk
      Asesmen kinerja merupakan suatu sistem untuk menilai kualitas penyelesaian tugas-tugas yang diberikan siswa. Tugas-tugas kinerja seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi; (2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah; (3) demonstrasi melek sains. Adapun komponen sistem asesmen kinerja termasuk: (1) tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses mereka yang telah dipelajari; (2) cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan; (3) Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian kualitas) berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh terbaik sebagai model kerja yang akan dikerjakan.  
Ÿ   Sebagai parner tes tradisional
Kadang-kadang tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa siswa telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan asesmen kinerja. Dilain pihak, asesmen kinerja digunakan sebagai strategi untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Asesmen kinerja merupakan salah satu penilaian dimana guru mengamati dan membuat pertimbangan tentang demonstrasi siswa dalam hal kecakapan dan  kompetensi dalam hal menghasilkan suatu produk. Untuk mengukur kinerja siswa, dapat digunakan daftar cek (ceklist ), skala penilaian (Rating – scale ), dan rubrik.
a.     Daftar cek, yang dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa diluar situasi ujian. Misalnya: digunakan pada saat siswa melakukan praktikum sebagai bagian dari KBM. Berikut ini diberikan contoh daftar cek yang digunakan untuk mengukur  keterampilan siswa menggunakan termometer dalam pengukuran suhu badan. Berikan tanda cek untuk setiap penampilan yang dilakukan siswa secara benar, sesuai dengan aktifitasyang diuraikan dibawah ini.
Tabel 12.1. Daftar cek keterangan penggunaan termometer.
No
Aktifitas
Cek
1.

Mengeluarkan thermometer dari  tempat dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi air raksa

2.

Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.

3.
Memasang termometer pada psien ( dimulut atau diketiak ) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh pasien.

4.

Menunggu beberapa menit ( membiarkan termometer menempel ditubuh pasien selama beberapa menit ).

5
Mengambil termometer dari tubuh pasien, dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.


6.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus

b.     Daftar Penilaian. Seperti halnya daftar cek, daftar penilaian yang dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar situasi ujian. Daftar penilaian dapat dibuat dengan menggunakan angka atau dalam bentuk skala penilaian.
1)    Contoh daftar penilaian  dengan angka
  Tabel 12.2. Daftar penilaian keterangan penggunaan thermometer
No Urut
AKTIVITAS
Nilai
Bobot
Skor
1.
Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya


2.
Cara menurunkan posisi air raksa


3
Cara memasang termometer pada tubuh pasien


4.
Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh pasien


5.
Cara mengambil termometer dari tubuh pasien


6.
Cara membaca tinggi air raksa


2)    Daftar penilaian dengan skala
Berikan tanda cek untuk setiap penilaian yang dilakukan siswa dengan benar sesuai dengan aktifitas yang diuaraikan dibawah ini.
Lingkarilah angka yang menurut anda sangat tepat untuk setiap penampilan siswa yang diamati.
1      =       sangat kurang
2      =       kurang
3      =       cukup
4      =       baik
5      =       sangat baik
Tabel 12.3. Daftar  Penilaian keterangan penggunaan termometer
Nama  siswa  :  ....
No Urut
AKTIVITAS
Skala Penilaian
1
2
3
4
5
1.
Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya





2.
Cara menurunkan posisi air raksa





3.
Cara memasang termometer pada tubuh pasien





4.
Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh pasien





5.
Cara mengambil termometer dari tubuh pasien





6.
Cara membaca tinggi air raksa





c.     Rubrik. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon/jawaban siswa terhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa. Menurut Hidden dan Spears, rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai tulisan siswa terhadap butir open ended. Rubrik menurut  klasifikasi  nilai  yang
Tabel 12.4. Contoh rubrik penilaian kinerja (memiliki perencanaan penyelidikan)
Nilai
Kriteria
4
Amat Baik
1.    Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan dikaji
2.    Mengumpulkan informasi awal yang relevan.
3.    Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara mendetail.
4.    Memilih alat dan bahan yang paling tepat.
5.    Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan penyelidikan tersebut.
3
Baik
1.    Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam percobaan / penyelidikan
2.    Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.
3.    Memilih alat dan bahan yang cocok.
4.    Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut.
2
Cukup
1.    Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.
2.    Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar.
3.    Memilih alat dan bahan yang cocok.
4.    Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
1
Kurang
1.    Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan sederhana yanga akan diuji.
2.    Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.
3.    Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.
4.    Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
0
Sangat kurang
1.    Tidak dapat mengajukan gagasan yang benar.
2.    Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.
3.    Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.
dapat diberikan pada siswa sesuai dengan hasil kerja atau kinerja yang ditunjukkan siswa. Dalam Tabel 12.4 diberikan contoh rubrik untuk jawaban pertanyaan open ended untuk penilaian kinerja.

2.     Interpretasi Tes Kinerja
Misalkan dengan menggunakan daftar penilaian guru menilai kinerja Dedi dan Diana dalam menggunakan termometer. Guru menganggap keenam aktifitas sama sehingga memberikan bobot yang sama, misalnya 10 untuk keenam aktifitas tersebut. Hasil penilaian kinerja kedua siswa sebagai berikut :
Tabel 12.5. Contoh Hasil penilaian kinerja Siswa
NO
Aktifitas yang dinilai
Bobot
Skor
Dedi
Diana
1
Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi raksa
10
8
6
2
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.
10
9
7
3
Memasang termometer pada psien   (dimulut atau diketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh pasien.
10
8
7
4
Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel ditubuh pasien selama beberapa menit).
10
8
7
5
Mengambil termometer dari tubuh pasien, dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.
10
9
6
6
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.
10
9
7
60
51
40
Nilainya Dedi :
 

Nilainya Diana :
Bobot kelulusan 75, maka Dedi lulus dan Diana tidak lulus, jika batas kelulusan 65, maka Dedi dan Diana dinyatakan lulus. Artinya, jika batas kelulusan 65, maka Dedi dan Diana telah dinyatakan memiliki kemampuan menggunakan termometer. Penilaian yang bersifat dikotomis seperti di atas kurang dapat memberikan gambaran tentang tingkatan pencapaian siswa. Untuk mengatasi hal semacam ini kita dapat mambagi pencapaian siswa dalam beberapa level.
Misalnya dengan membagi 0-60 manjadi 5 kategori, yaitu :
0   – 20             Menyatakan kinerja sangat rendah
21 – 30              Menyatakan kinerja rendah
31 – 40              Menyatakan kinerja sedang
41 – 50              Menyatakan kinerja baik
51 – 60              Menyatakan kinerja sangat baik.
Dengan demikian, Dedi kinerja sangat baik dan kinerja Diana sedang. Bagaimana jika dalam penilaian kinerja menggunakan skala Likert? Perhatikan contoh penilaian kinerja dengan skala penilaian tentang keterampilan menggunakan termometer.
  Tabel 12.6. Contoh Penilaian Kinerja Keterampilan Menggunakan Termometer Ahmad
No
Aktifitas
Skala Penilaian
1
2
3
4
5
1.
Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya
1
2
3
4
5
2.
Cara menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler serendah-rendahnya
1
2
3
4
5
3.
Cara memasang termometer
1
2
3
4
5
4.
Lama waktu pemasangan
1
2
3
4
5
5.
Cara mengambil termometer
1
2
3
4
5
6.
Cara membaca tinggi air raksa
1
2
3
4
5
          Berdasarkan Tabel 12.6 di atas, pada item 1 Ahmad mendapat skor 4, berarti dia dapat mengeluarkan termometer dengan baik. Item 2, dia mendapat skor 5 berarti dia dapat menurunkan posisi air raksa secara sempurna. Untuk item 3, dia mendapat skor 4 berarti dia telah dapat menempatkan termometer secara baik pada tubuh pasien tetapi belum sempurna. Untuk item 4 dia mendapat skor 5, berarti dia telah memperhatikan lama waktu secara sempurna. Untuk item 5 dia mendapat skor 2, berarti dia kurang terampil mengambil termometer dari tubuh pasien. Dan untuk item 6 dia mendapat skor 2, berarti dia kurang terampil membaca termometer.
Skor total Ahmad : 4 + 5 + 4 + 5 + 2 + 2 = 22.
Skor maksimum : 30
Skor minimum   :  6      
 

Untuk skala 4; maka
6 ≤ x < 13
14 ≤ x < 19     
19 ≤ x < 25      
25 ≤ x ≤ 30
6
13
19
25
30
6 - 12
13 - 19
19 - 24
25 - 30
Rendah
Sedang
Baik
Sangat baik
                                                                                     
           



                

Untuk skala 5, maka
6
30
6 ≤ x < 11
11 ≤ x < 16     
16 ≤ x < 21      
21 ≤ x ≤ 36
11
16
21
26
Rendah
Sedang
Baik
Sangat baik
26 ≤ x ≤ 30
Sangat rendah
 






Tabel 12.7. Contoh Penilaian Kinerja Tentang Perencanaan Penyelidikan
No
Aktifitas
Skala Penilaian
1
Cara merumuskan gagasan
1
2
3
4
5
2
Pengumpulan informasi awal
1
2
3
4
5
3
Perencanaan pelaksanaan penyelidikan
1
2
3
4
5
4
Pemilihan alat dan bahan
1
2
3
4
5
5
Pengajuan saran perbaikan
1
2
3
4
5

          Skor maksimum  :     25
          Skor minimum    :      5      
         
Untuk skala 4; maka
5 ≤ x < 11
11 ≤ x < 16     
16 ≤ x < 21      
21 ≤ x ≤ 25
5
11
16
21
25
5 - 10
11 - 15
16 - 20
21 - 25
Rendah
Sedang
Baik
Sangat baik
 






 

          Untuk  skala 5, maka
5
25
5 ≤ x < 10
10 ≤ x < 14     
14 ≤ x < 18      
18 ≤ x ≤ 22
10
14
18
22
Rendah
Sedang
Baik
Sangat baik
22 ≤ x ≤ 25
Sangat rendah
 







3.     Portofolio dan Jurnal
a.    Portofolio
          Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang refresentatif menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dari waktu kewaktu. Portofolio dapat bercerita tentang aktifitas siswa dalam sains. Fokus portofolio adalaah pemecahan masalah, berpikir, dan pemahaman, komunikasi tertulis, hubungan sains, dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai orang yang belajar sains. Portofolio tidak sekedar file yang mengarsip pekerjaan siswa. Lembaran-lembaran tentang pekerjaan siswa yang dimasukkan ke dalam portofolio harus memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lain yang pernah dilakukan siswa.  Portofolio dapat berupa produk nyata karya siswa, artikel jurnal dan refleksi yang mewakili apa yang telah dilakukan oleh siswa dalam mata pelajarannya. Portofolio dapat digunakan untuk mengases kinerja siswa selama sekolah. Asesmen portofolio dapat dibuat oleh guru dan siswa bekerjasama. Pertama siswa menggumpulkan semua hasil pekerjaan selama 2 sampai 3 minggu. Selanjutnya direview untuk menentukan dasar seleksi contoh-contoh pekerjaan siswa yang selanjutnya akan dijadikan asesmen. Portofolio digunakan oleh guru selain sebagai asesmen juga dapat dipakai untuk membantu siswa merefleksikan apa yang mereka telah pelajari.
b.    Jurnal
          Jurnal adalah rekaman tertulis tentang  apa yang telah dipelajari oleh siswa. Jurnal dapat digunakan untuk merekam atau meringkas topik-topik kunci yang dipelajari, misalnya perasaan siswa terhadap sains, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai macam catatan lain, komentar yang dibuat oleh siswa. Membuat jurnal adalah cara yang paling baik untuk siswa berpraktek dan meningkatkan kemampuan menulis mereka. Membuat jurnal membantu siswa memiliki sikap selalu menuliskan apa yang dikerjakan. Sikap ini akan membantu mereka untuk belajar lebih banyak tentang sains dan keterampilan menulis.
Berikut contoh-contoh topik portofolio:
1)    Laporan tertulis proyek atau penyelidikan individual
2)    Contoh masalah atau penyelidikan yang dirumuskan oleh siswa
3)    Jawaban terhadap pertanyaan ujung terbuka
4)    Kontribusi siswa kepada laporan kelompok
5)    Daftar cek yang telah dibuat guru yang menunjukkan pertumbuhan ilmiah siswa.
6)    Autobiografi ilmiahh
7)    Penerapan sains pada disiplin lain
8)    Penjelasan siswa terhadap setiap item pada portofolio
Format berikut ini dapat digunakan untuk menulis komentar portofolio siswa.
          Asesmen Portofolio
            Siswa            :
          Guru             :
          Tanggal         :
 

 Konsep, prosedur, keterampilan proses yang dieksplorasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________
 Pertumbuhan pemahaman:
____________________________________________________________________________________________________________________________________
 Asemen dari:
a.  Kerja pemecahan masalah: ____________________________________
b.  Penalaran dan berpikir kritis: __________________________________
c.   Penggunaan bahasa: _________________________________________
d.  Lain-lain: ___________________________________________________

4.     Proyek dan Investigasi
            Dalam kurikulum yang berorientasi kepada keterampilan, penggunaan proyek jangka panjang untuk pengajaran dan evaluasi sangat dibatasi. Sebagian besar sekolah siswa diminta untuk menyelesaikan proyek untuk pameran sains. Mereka seringkali menggunakan metode ilmiah yang sangat formal dan dengan prosedur tunggal. Semua siswa harus mengikuti langkah-langkah yang sama. Tahapan proses tertutup sehingga menghasilkan hasil yang sama.
          Tipe proyek semacam ini seharusnya diganti dengan proyek berjangka panjang, dengan kelompok kooperatif yang melibatkan variasi konsep, keterampilan proses dasar dan terpadu, Identifikasi masalah, dan teknik pemecahannya. Nilai keterampilan proses terpadu dan konsep tingkat tinggi, memainkan peranan yang berarti dan integral untuk semua siswa. Proyek dan penyelidikan dapat melibatkan siswa secara individual atau kelompok kecil 2 sampai 4 siswa bekerjasama. Tugas-tugas seharusnya membutuhkan waktu 2-3 minggu. Proyek yang bersifat lebih substansial dapat memakan waktu 1-2 bulan. Waktu ideal untuk suatu proyek adalah 4-5 minggu.


a.     Ide untuk proyek dan penyelidikan
          Proyek adalah cara yang amat baik untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah jangka panjang. Situasi ini mungkin bersifat sangat ilmiah, tetapi juga dapat berhubungan dengan dunia nyata atau disiplin lain. Proyek dapat melibatkan siswa pada situasi ujung terbuka yang mungkin dapat memberikan beragam hasil yang dapat diterima. Atau bisa saja kelompok kerja ini menemukan situasi masalah yang menuntun mereka merumuskan pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
          Proyek juga menyediakan peluang bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide ilmiah menggunakan materi fisik atau teknologi baru seperti computer, kalkulator dan sebagainya. Proyek yang diberikan dalam konten pemecahan masalah, dapat digunakan oleh siswa untuk melakukan eksplorasi, belajar, dan berpikir tentang ide yang mengembangkan pemahaman mereka dalam berbagai area isi kurikulum sains.
b.     Proyek dan Investigasi Dunia Nyata
            Proyek dan investigasi dapat mengajarkan siswa berbagai hubungan sains dengan dunia nyata sebagai contoh untuk sekolah menengah dapat menggunakan proyek yang melibatkan siswa untuk menggunakan sains di dalam bidang-bidang berikut. Berikut ini merupakan daftar kasar yang masih dapat dikembangkan oleh siswa secara bersama-sama melalui curah pendapat.
·         Makanan dan kesegaran
·         Populasi
·         Masalah-masalah lingkunagan
·         Lahan pertanian
·         Mobil, perahu, pesawat terbang, roket
·         Olahraga
·         Daur ulang
·         Ruang angkasa
·         Dan sebagainya
c.     Kapan diimplementasikan
Siswa dapat dilibatkan dalam proyek dan penyelidikan sepanjang tahun pelajaran. Anda mungkin hanya perlu menunggu sampai 3-4 minggu pertama sebelum anda menggunakan dan mendiskusikan proyek di dalam pelajaran Anda.
Didalam memberikan suatu proyek mulailah dari tugas-tugas yang sederhana, berangsur ketugas-tugas yang rumit.

d.     Bagaimana mengevaluasi proyek?
Proyek dapat dievaluasi secara holistik maupun analisis. Penilaian holistik diberikan berdasarkan kepada proyek secara keseluruhan. Sebagai contoh guru dapat membaca dan mengevaluasi sampel proyek untuk menentukan rentang kinerja. Mungkin 3-5 kategori dapat dibuat.
          Penilaian analitis memerlukan pemecahan proyek menjadi beberapa komponen. Sebagai contoh berikut ini adalah beberapa komponen proyek untuk keperluan penilaian.
Komponen                                 Nilai (poin)
Deskripsi masalah                                  10
Metode penilaian                                    10
Tahapan proyek/rekaman kerja                20
Data                                                    20
Kesimpulan                                           20
Laporan proyek                                    20
      Jumlah                                         100 poin
Sebagai tambahan terhadap model-model utama asesmen alternatif seperti yang telah diuraikan di atas, teknik-teknik asesmen berikut juga dapat digunakan untuk memantau kinerja siswa, yaitu:
a. Wawancara dan Konperensi
            Wawancara dan konperensi memberi peluang bagi guru dan siswa untuk bertemu bersama dan mendiskusikan IPA. Pertemuan pribadi dengan guru ini dapat merupakan pengalaman yang memiliki daya motivasi yang kuat untuk kebanyakan siswa. Hal ini juga dapat menyediakan bagi guru untuk memperoleh informasi yang bermanfaat tentang bagaimana siswa berpikir dan bagaimana perasaannya terhadap IPA.
          Wawancara dapat terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan satu topik IPA tertentu. Sebagai contoh, suatu wawancara pemecahan masalah, akan menghadapkan siswa pada masalah dan memintanya untuk memecahkannya. Bekerja dari sebuah set pertanyaan yang direncanakan, guru tertarik terhadap bagaimana siswa melakukan pemecahan masalahnya. Siswa menjelaskan model dan strategi yang dipilihnya untuk memecahkan masalah. Wawancara biasanya ditandai dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru dan respon oral oleh siswa.
          Konperensi adalah diskusi tidak formal yang melibatkan guru dengan seorang siswa. Beberapa saran yang bermanfaat untuk melaksanakan wawancara dan konperensi:
Ø  Siaplah dengan pertanyaan
Ø  Tempatkan siswa dalam keadaan santai
Ø  Jelaskan bahwa anda akan mencari hasil berpikir kreatif
Ø  Ajukan masalah
Ø  Buatlah catatan
Ø  Jadilah pendengar yang baik

b.   Evaluasi Diri Siswa
Satu lagi yang memiliki keuntungan nyata adalah menggunakan tugas-tugas asesmen kinerja adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat di dalam proses asesmen. Bila asesmen dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran, fokus berpindah dari memberi tes ke membantu siswa memahami tujuan pengalaman belajar dan kriteria keberhasilan.
Implisit didalam semua metode asesmen alternatif adalah ide bahwa metode dapat bekerja dengan efektif bilamana siswa tahu tujuan pelajaran dan kriteria untuk mengukur keberhasilan tujuan tersebut. Mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan akan membantu siswa untuk memonitor tujuannya.

c. Tes Buatan Siswa
Dalam melakukan asesmen terhadap siswa, Anda juga dapat menggunakan tes-tes yang dikembangkan oleh siswa Anda sendiri. Asesmen didasarkan pada asumsi bahwa sesorang yang menguasai dengan suatu konsep tertentu akan mampu mengembangkan pertanyaan yang bermutu tentang konsep itu. Atas asumsi itu, Anda dapat mengases pemahaman siswa Anda soal-soal tes yang dibuatnya.

d.  Pekerjaan Rumah
Seringkali tugas-tugas yang dilakukan siswa didalam suatu asesmen membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu Anda dapat menggunakan waktu siswa di rumah untuk mengerjakannya. Hasil kerja mereka merupakan sumber yang baik untuk asesmen.
Bahan Latihan
 



Pilihlah salah satu Standar Kompetensi  (SK) pada standar isi Mata Pelajaran Fisika SMA, kemudian buatlah instrumen tes kinerja lengkap dengan interval skornya!
E.     Rangkuman
  1. Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi.
  2. Asesmen tradisional (Traditional assessment)  adalah suatu asesmen yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun pertanyaan-pertanyaan tertutup, seperti pilihan ganda, benar salah, isian, dan memasangkan, pada tes yang dibakukan. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka berwujud butir-butir asesmen yang meminta siswa memberikan penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-pertanyaan tertutup berwujud butir-butir asesmen obyektif, yaitu butir-butir dengan suatu jawaban benar yang tidak terbuka untuk melakukan interpretasi.
  3. Asesmen Kinerja (Performance assessment) adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar