Asesmen
Pembelajaran Fisika
Indikator
Menyusun
asesmen dalam pembelajaran fisika yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik
A. Tipe-tipe
Asesmen Dalam Pembelajaran Fisika
Pada saat ini Kurikulum IPA (sains) berkembang
demikian pesat mencakup luasan materi, tujuan pengajaran terintegrasi proses,
misalnya pada saat ini guru mengajarkan sains kepada siswa bahwa sains adalah
pemecahan masalah. Tujuan-tujuan yang muncul juga meliputi kemampuan berbicara,
menulis, membaca, berpikir kritis, dan menalar, dan sejauh mungkin berhubungan
dengan dunia nyata. Metode asesmen alternatif diperlukan untuk kinerja siswa
tentang tujuan-tujuan pembelajaran sains. Bertolak dari definisi bahwa asesmen
adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan
informasi (Blaustein, D. et al dalam
Ibrahim, 2002). Maka mengumpulkan data tentang ketercapaian suatu tujuan
pembelajaran, adalah mustahil dilakukan hanya dengan menggunakan satu model
asesmen saja. Diperlukan asesmen alternatif yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin diukur. Asesmen alternatif antara lain: Asesmen kinerja; portofolio dan jurnal;
proyek dan investigasi. Namun sebelum membahas tentang asesmen alternatif
terlebih dahulu membahas tentang asesmen tradisional sebagai bahan perbandingan
dengan asemen alternatif.
B. Asesmen Tradisional
Kelas
IPA dalam jangka waktu yang lama telah didominasi oleh satu metode tes yang
disebut paper and pencil test (tes tertulis), yang mengukur
kemampuan kognitif siswa terhadap informasi faktual atau keterampilan proses
dasar. Tes semacam ini biasa disebut dengan asesmen tradisional. Asesmen
tradisional (Traditional assessment) menurut Nur (2002) adalah
suatu asesmen yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun
pertanyaan-pertanyaan tertutup, seperti pilihan ganda, benar salah, isian, dan
memasangkan, pada tes yang dibakukan. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka
berwujud butir-butir asesmen yang meminta siswa memberikan
penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-pertanyaan
tertutup berwujud butir-butir asesmen obyektif, yaitu butir-butir dengan suatu
jawaban benar yang tidak terbuka untuk melakukan interpretasi.
Tes
tradisional tersebut mengukur pencapaian dan daya serap siswa tentang
pengetahuan ilmiah dan mengukur kemampuan mereka untuk menerapkan apa yang
telah mereka pelajari dengan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka dan
obyektif. Bahan-bahan tradisional yang dikembangkan oleh McGraw-Hill dalam Nur
(2002) dirancang untuk mengases siswa tentang:
a. Pengertian atau pemahaman kata-kata sains.
b. Pemahaman konsep-konsep sains dan Tujuan Pembelajaran
Khusus.
c. Keterampilan-keterampilan Proses Sains dan berpikir.
d. Kemampuan untuk menganalisis informasi dan memecahkan
masalah.
e. Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ilmiah pada
situasi-situasi baru.
C. Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran Sains SMA/MA Menurut Kurikulum 2006
Ÿ Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat
ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami
konsiep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Macam-macam keterampilan proses dapat Anda baca pada
Bagian 6.3. Keterampilan-keterampilan Proses Sains.
Ÿ Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains
berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan
dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar
siswa” Pengalaman belajar melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan,
dan nara sumber lainnya.
Ÿ Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada “learning”
daripada “teaching”
Ÿ Guru
sebagai fasilitator sehingga proses belajar dapat berlangsung.
Ÿ Guru
harus menghindari perilaku yang mengganggu siswa belajar, misalnya guru tidak
mengintrupsi siswa yang lagi asyik membaca jika tidak perlu.
Ÿ Guru
membiasakan memberi respon positif dan edukatif terhadap segala perilaku siswa
yang menyimpang.
Ÿ Semua
siswa perlu terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran.
Ÿ Penilaian kemajuan belajar siswa dilakukan selama proses
pembelajaran. Jadi penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi
terintegrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai proses,
bukan hanya hasil (produk). Penilaian dilakukan melalui pendekatan penilaian
berbasis kelas (PBK).
Ÿ Penilaian
sains dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes kinerja, tes
tertulis, portofolio, hasil proyek.
Ÿ Hasil
penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun
dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif.
D.
Tipe-tipe
Asesmen dalam Pembelajaran Sains
Bertolak dari pembelajaran dan penilaian Mata Pelajaran
Sains SD/MI, SMP/MI, dan SMA/MA, maka salah satu tuntutan KBK adalah kemajuan
siswa bukan hanya dinilai dari kemampuan kognitif siswa terhadap informasi
faktual atau keterampilan proses dasar melalui tes tertulis, atau dengan kata
lain sekedar menyatakan ulang informasi faktual atau keterampilan proses sains
tersebut. Namun didalam KBK dituntut suatu tes yang dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan-keterampilan proses sains
mereka, berpikir secara logis, menerapkan pengetahuan awal ke suatu situasi
baru, dan mengidentifikasi pemecahan-pemacahan baru terhadap suatu masalah.
Oleh karena itu, diperlukan suatu tes alternatif seperti yang dituntut dalam
KBK.
1. Asesmen Kinerja (Performance assessment)
Asesmen
Kinerja (Performance assessment) menurut Nur (2002) adalah suatu
asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task)
atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja
siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja
menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan
pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual,
melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah
pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa
untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau
proses. Asesmen kinerja
merupakan suatu komponen penting dari suatu asesmen autentik. O’Malley & Pierce (Nur, 2003) menyatakan
asesmen kinerja adalah:
Ÿ
bentuk
asesmen dimana siswa menunjukkan atau mendemonstrasikan suatu respon secara
lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Respon siswa tersebut dapat
diperoleh guru dalam konteks asesmen formal atau informal atau dapat diamati
selama pengajaran di kelas atau seting di luar pembelajaran.
Ÿ
meminta
siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata dengan mengerahkan
pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan
keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah realistik atau
autentik”
Ÿ
memungkian
siswa menggunakan bahan-bahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam
mencapai pemecahan masalah. Contohnya adalah laporan-laporan lisan,
contoh-contoh tulisan, proyek individual atau kelompok, pameran, atau
demonstrasi.
Hibbard (1995) menyatakan asesmen kinerja merupakan:
Ÿ suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan
sains
Komponen utama program pendidikan bertujuan: (1)
menanamkan konsep dan informasi; (2) mengembangkan proses ilmiah, seperti eksperimen,
membuat keputusan, membangun model, dan penemuan mesin; (3) mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah yang melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk
mendukung metode ilmiah; (4) mengembangkan keterampilan komunikasi untuk
membantu siswa menanamkan hal-hal lain secara efektif apa yang mereka telah
pelajari atau apa yang menjadi saran mereka sebagai solusi masalah; (5)
menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, seperti bertanggungjawab secara
individu, keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan dan
kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi.
Ÿ suatu sistem untuk menilai proses dan produk
Asesmen kinerja merupakan suatu sistem
untuk menilai kualitas penyelesaian tugas-tugas yang diberikan siswa.
Tugas-tugas kinerja seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung
informasi; (2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara
ilmiah; (3) demonstrasi melek sains. Adapun komponen sistem asesmen kinerja
termasuk: (1) tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses
mereka yang telah dipelajari; (2) cheklist untuk mengidentifikasi elemen
kinerja atau hasil pakerjaan; (3) Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses
dan atau kesatuan penilaian kualitas) berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh
terbaik sebagai model kerja yang akan dikerjakan.
Ÿ Sebagai parner tes
tradisional
Kadang-kadang
tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa siswa telah cukup memiliki
informasi akurat untuk menggunakan asesmen kinerja. Dilain pihak, asesmen
kinerja digunakan sebagai strategi untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Asesmen kinerja
merupakan salah satu penilaian dimana guru mengamati dan membuat pertimbangan
tentang demonstrasi siswa dalam hal kecakapan dan kompetensi dalam hal menghasilkan suatu produk.
Untuk mengukur kinerja siswa, dapat digunakan daftar cek (ceklist ), skala
penilaian (Rating – scale ), dan rubrik.
a.
Daftar cek,
yang dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa diluar situasi
ujian. Misalnya: digunakan pada saat siswa melakukan praktikum sebagai bagian
dari KBM. Berikut ini diberikan contoh daftar cek yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa menggunakan termometer
dalam pengukuran suhu badan. Berikan tanda cek untuk setiap penampilan yang
dilakukan siswa secara benar, sesuai dengan aktifitasyang diuraikan dibawah
ini.
Tabel 12.1. Daftar cek keterangan penggunaan termometer.
No
|
Aktifitas
|
Cek
|
1.
|
Mengeluarkan thermometer dari tempat dengan memegang bagian ujung
termometer yang tak berisi air raksa
|
|
2.
|
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa
kapiler termometer serendah-rendahnya.
|
|
3.
|
Memasang termometer pada psien ( dimulut
atau diketiak ) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh
pasien.
|
|
4.
|
Menunggu
beberapa menit ( membiarkan termometer menempel ditubuh pasien selama
beberapa menit ).
|
|
5
|
Mengambil termometer dari tubuh pasien,
dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.
|
|
6.
|
Membaca tinggi air raksa dalam pipa
kapiler dengan posisi mata tegak lurus
|
|
b. Daftar
Penilaian. Seperti
halnya daftar cek, daftar penilaian yang dapat digunakan untuk mengamati dan
menilai kinerja siswa di luar situasi ujian. Daftar penilaian dapat dibuat
dengan menggunakan angka atau dalam bentuk skala penilaian.
1) Contoh daftar penilaian
dengan angka
Tabel 12.2. Daftar
penilaian keterangan penggunaan thermometer
No Urut
|
AKTIVITAS
|
Nilai
|
|
Bobot
|
Skor
|
||
1.
|
Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya
|
|
|
2.
|
Cara menurunkan posisi air raksa
|
|
|
3
|
Cara memasang termometer pada tubuh pasien
|
|
|
4.
|
Lama waktu pemasangan
termometer pada tubuh pasien
|
|
|
5.
|
Cara mengambil termometer dari tubuh pasien
|
|
|
6.
|
Cara membaca tinggi air raksa
|
|
|
2) Daftar
penilaian dengan skala
Berikan tanda cek untuk
setiap penilaian yang dilakukan siswa dengan benar sesuai dengan aktifitas yang
diuaraikan dibawah ini.
Lingkarilah angka yang
menurut anda sangat tepat untuk setiap penampilan siswa yang diamati.
1 =
sangat kurang
2 =
kurang
3 =
cukup
4 =
baik
5 =
sangat baik
Tabel 12.3. Daftar
Penilaian keterangan penggunaan termometer
Nama siswa : ....
No Urut
|
AKTIVITAS
|
Skala Penilaian
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Cara mengeluarkan termometer dari
tempatnya
|
|
|
|
|
|
2.
|
Cara menurunkan posisi air raksa
|
|
|
|
|
|
3.
|
Cara memasang termometer pada
tubuh pasien
|
|
|
|
|
|
4.
|
Lama
waktu pemasangan termometer pada tubuh pasien
|
|
|
|
|
|
5.
|
Cara mengambil termometer dari
tubuh pasien
|
|
|
|
|
|
6.
|
Cara membaca tinggi air raksa
|
|
|
|
|
|
c. Rubrik. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon/jawaban
siswa terhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapat
digunakan untuk menilai kinerja siswa. Menurut Hidden dan Spears, rubrik
merupakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai tulisan siswa terhadap
butir open ended. Rubrik menurut klasifikasi nilai yang
Tabel 12.4. Contoh rubrik penilaian kinerja (memiliki
perencanaan penyelidikan)
Nilai
|
Kriteria
|
4
Amat Baik
|
1. Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi
apa yang akan dikaji
2. Mengumpulkan informasi awal yang relevan.
3. Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara
mendetail.
4. Memilih alat dan bahan yang paling tepat.
5. Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk
kebutuhan penyelidikan tersebut.
|
3
Baik
|
1. Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam
percobaan / penyelidikan
2. Merencanakan suatu urutan pelaksanaan
penyelidikan.
3. Memilih alat dan bahan yang cocok.
4. Mengajukan saran perbaikan penyelidikan
tersebut.
|
2
Cukup
|
1. Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan
sederhana yang akan diuji.
2. Merencanakan percobaan
tunggal secara garis besar.
3. Memilih alat dan bahan
yang cocok.
4. Dapat menunjukkan adanya
kelemahan dari rencana yang dibuat.
|
1
Kurang
|
1. Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan sederhana
yanga akan diuji.
2. Terdapat banyak kelemahan dalam rencana
penyelidikan yang dibuat.
3. Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.
4. Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana
yang dibuat.
|
0
Sangat kurang
|
1. Tidak dapat mengajukan gagasan yang benar.
2. Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.
3. Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.
|
dapat
diberikan pada siswa sesuai dengan hasil kerja atau kinerja yang ditunjukkan
siswa. Dalam Tabel 12.4 diberikan contoh rubrik untuk jawaban pertanyaan open
ended untuk penilaian kinerja.
2.
Interpretasi Tes Kinerja
Misalkan dengan menggunakan daftar penilaian guru menilai
kinerja Dedi dan Diana dalam menggunakan termometer. Guru menganggap keenam
aktifitas sama sehingga memberikan bobot yang sama, misalnya 10 untuk keenam
aktifitas tersebut. Hasil penilaian kinerja kedua siswa sebagai berikut :
Tabel 12.5. Contoh Hasil penilaian kinerja Siswa
NO
|
Aktifitas yang dinilai
|
Bobot
|
Skor
|
|
Dedi
|
Diana
|
|||
1
|
Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer
yang tak berisi raksa
|
10
|
8
|
6
|
2
|
Menurunkan
posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.
|
10
|
9
|
7
|
3
|
Memasang
termometer pada psien (dimulut atau
diketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh
pasien.
|
10
|
8
|
7
|
4
|
Menunggu beberapa
menit (membiarkan termometer menempel ditubuh pasien selama beberapa menit).
|
10
|
8
|
7
|
5
|
Mengambil
termometer dari tubuh pasien, dengan memegang bagian ujung termometer yang
tidak berisi air raksa.
|
10
|
9
|
6
|
6
|
Membaca tinggi
air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.
|
10
|
9
|
7
|
∑
|
60
|
51
|
40
|
Nilainya Dedi :
Nilainya Diana :
Bobot kelulusan 75,
maka Dedi lulus dan Diana tidak lulus, jika batas kelulusan 65, maka Dedi dan
Diana dinyatakan lulus. Artinya, jika batas kelulusan 65, maka Dedi dan Diana
telah dinyatakan memiliki kemampuan menggunakan termometer. Penilaian yang
bersifat dikotomis seperti di atas kurang dapat memberikan gambaran tentang
tingkatan pencapaian siswa. Untuk mengatasi hal semacam ini kita dapat mambagi
pencapaian siswa dalam beberapa level.
Misalnya dengan membagi 0-60 manjadi 5 kategori, yaitu :
0 – 20 Menyatakan
kinerja sangat rendah
21 – 30 Menyatakan kinerja rendah
31 – 40 Menyatakan kinerja sedang
41 – 50 Menyatakan kinerja baik
51 – 60 Menyatakan kinerja sangat baik.
Dengan demikian, Dedi kinerja sangat baik dan kinerja Diana
sedang. Bagaimana jika dalam penilaian kinerja menggunakan skala Likert?
Perhatikan contoh penilaian kinerja dengan skala penilaian tentang keterampilan
menggunakan termometer.
Tabel 12.6. Contoh
Penilaian Kinerja Keterampilan Menggunakan Termometer Ahmad
No
|
Aktifitas
|
Skala Penilaian
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Cara
mengeluarkan termometer dari tempatnya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2.
|
Cara
menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler serendah-rendahnya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3.
|
Cara memasang
termometer
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4.
|
Lama waktu
pemasangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
5.
|
Cara mengambil
termometer
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6.
|
Cara membaca tinggi air raksa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Berdasarkan
Tabel 12.6 di atas, pada item 1 Ahmad mendapat skor 4, berarti dia dapat
mengeluarkan termometer dengan baik. Item 2, dia mendapat skor 5 berarti dia
dapat menurunkan posisi air raksa secara sempurna. Untuk item 3, dia mendapat
skor 4 berarti dia telah dapat menempatkan termometer secara baik pada tubuh
pasien tetapi belum sempurna. Untuk item 4 dia mendapat skor 5, berarti dia
telah memperhatikan lama waktu secara sempurna. Untuk item 5 dia mendapat skor
2, berarti dia kurang terampil mengambil termometer dari tubuh pasien. Dan
untuk item 6 dia mendapat skor 2, berarti dia kurang terampil membaca
termometer.
Skor total Ahmad : 4 + 5 + 4 + 5 + 2 + 2 = 22.
Skor
maksimum : 30
Skor minimum
: 6
Untuk skala 4; maka
6 ≤ x <
13
|
14 ≤ x
< 19
|
19 ≤ x
< 25
|
25 ≤ x ≤ 30
|
6
|
13
|
19
|
25
|
30
|
6 - 12
|
13 - 19
|
19 - 24
|
25 - 30
|
Rendah
|
Sedang
|
Baik
|
Sangat baik
|
Untuk skala 5, maka
6
|
30
|
6 ≤ x <
11
|
11 ≤ x <
16
|
16 ≤ x <
21
|
21 ≤ x ≤ 36
|
11
|
16
|
21
|
26
|
Rendah
|
Sedang
|
Baik
|
Sangat baik
|
26 ≤ x ≤ 30
|
Sangat
rendah
|
Tabel 12.7. Contoh Penilaian Kinerja Tentang Perencanaan
Penyelidikan
No
|
Aktifitas
|
Skala Penilaian
|
||||
1
|
Cara merumuskan gagasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2
|
Pengumpulan informasi awal
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3
|
Perencanaan pelaksanaan penyelidikan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4
|
Pemilihan alat dan bahan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
5
|
Pengajuan saran perbaikan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Skor maksimum : 25
Skor
minimum : 5
Untuk skala 4; maka
5 ≤ x <
11
|
11 ≤ x <
16
|
16 ≤ x <
21
|
21 ≤ x ≤ 25
|
5
|
11
|
16
|
21
|
25
|
5 - 10
|
11 - 15
|
16 - 20
|
21 - 25
|
Rendah
|
Sedang
|
Baik
|
Sangat baik
|
Untuk skala 5, maka
5
|
25
|
5 ≤ x <
10
|
10 ≤ x <
14
|
14 ≤ x <
18
|
18 ≤ x ≤ 22
|
10
|
14
|
18
|
22
|
Rendah
|
Sedang
|
Baik
|
Sangat baik
|
22 ≤ x ≤ 25
|
Sangat rendah
|
3.
Portofolio
dan Jurnal
a.
Portofolio
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang
refresentatif menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dari waktu kewaktu.
Portofolio dapat bercerita tentang aktifitas siswa dalam sains. Fokus
portofolio adalaah pemecahan masalah, berpikir, dan pemahaman, komunikasi
tertulis, hubungan sains, dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai
orang yang belajar sains. Portofolio tidak sekedar file yang mengarsip
pekerjaan siswa. Lembaran-lembaran tentang pekerjaan siswa yang dimasukkan ke
dalam portofolio harus memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi dibandingkan
dengan pekerjaan lain yang pernah dilakukan siswa. Portofolio dapat berupa produk nyata karya
siswa, artikel jurnal dan refleksi yang mewakili apa yang telah dilakukan oleh
siswa dalam mata pelajarannya. Portofolio dapat digunakan untuk mengases
kinerja siswa selama sekolah. Asesmen portofolio dapat dibuat oleh guru dan
siswa bekerjasama. Pertama siswa menggumpulkan semua hasil pekerjaan selama 2
sampai 3 minggu. Selanjutnya direview untuk menentukan dasar seleksi
contoh-contoh pekerjaan siswa yang selanjutnya akan dijadikan asesmen.
Portofolio digunakan oleh guru selain sebagai asesmen juga dapat dipakai untuk
membantu siswa merefleksikan apa yang mereka telah pelajari.
b. Jurnal
Jurnal adalah rekaman tertulis tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa. Jurnal
dapat digunakan untuk merekam atau meringkas topik-topik kunci yang dipelajari,
misalnya perasaan siswa terhadap sains, kesulitan yang dialami, atau
keberhasilan dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai macam
catatan lain, komentar yang dibuat oleh siswa. Membuat jurnal adalah cara yang
paling baik untuk siswa berpraktek dan meningkatkan kemampuan menulis mereka.
Membuat jurnal membantu siswa memiliki sikap selalu menuliskan apa yang
dikerjakan. Sikap ini akan membantu mereka untuk belajar lebih banyak tentang
sains dan keterampilan menulis.
Berikut
contoh-contoh topik portofolio:
1) Laporan tertulis proyek atau penyelidikan individual
2) Contoh masalah atau penyelidikan yang dirumuskan oleh
siswa
3) Jawaban
terhadap pertanyaan ujung terbuka
4) Kontribusi
siswa kepada laporan kelompok
5) Daftar
cek yang telah dibuat guru yang menunjukkan pertumbuhan ilmiah siswa.
6) Autobiografi
ilmiahh
7) Penerapan
sains pada disiplin lain
8) Penjelasan siswa terhadap setiap item pada portofolio
Format berikut ini dapat digunakan untuk menulis
komentar portofolio siswa.
Asesmen Portofolio
Siswa :
Guru :
Tanggal :
Konsep,
prosedur, keterampilan proses yang dieksplorasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________
Pertumbuhan pemahaman:
____________________________________________________________________________________________________________________________________
Asemen dari:
a. Kerja
pemecahan masalah: ____________________________________
b. Penalaran
dan berpikir kritis: __________________________________
c. Penggunaan
bahasa: _________________________________________
d. Lain-lain:
___________________________________________________
4. Proyek
dan Investigasi
Dalam
kurikulum yang berorientasi kepada keterampilan, penggunaan proyek jangka
panjang untuk pengajaran dan evaluasi sangat dibatasi. Sebagian besar sekolah
siswa diminta untuk menyelesaikan proyek untuk pameran sains. Mereka seringkali
menggunakan metode ilmiah yang sangat formal dan dengan prosedur tunggal. Semua
siswa harus mengikuti langkah-langkah yang sama. Tahapan proses tertutup
sehingga menghasilkan hasil yang sama.
Tipe proyek semacam ini seharusnya
diganti dengan proyek berjangka panjang, dengan kelompok kooperatif yang
melibatkan variasi konsep, keterampilan proses dasar dan terpadu, Identifikasi
masalah, dan teknik pemecahannya. Nilai keterampilan proses terpadu dan konsep
tingkat tinggi, memainkan peranan yang berarti dan integral untuk semua siswa.
Proyek dan penyelidikan dapat melibatkan siswa secara individual atau kelompok
kecil 2 sampai 4 siswa bekerjasama. Tugas-tugas seharusnya membutuhkan waktu
2-3 minggu. Proyek yang bersifat lebih substansial dapat memakan waktu 1-2
bulan. Waktu ideal untuk suatu proyek adalah 4-5 minggu.
a. Ide untuk proyek dan penyelidikan
Proyek adalah cara yang amat baik
untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah jangka panjang. Situasi ini
mungkin bersifat sangat ilmiah, tetapi juga dapat berhubungan dengan dunia
nyata atau disiplin lain. Proyek dapat melibatkan siswa pada situasi ujung
terbuka yang mungkin dapat memberikan beragam hasil yang dapat diterima. Atau
bisa saja kelompok kerja ini menemukan situasi masalah yang menuntun mereka
merumuskan pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penyelidikan lebih
lanjut.
Proyek juga menyediakan peluang bagi
siswa untuk mengeksplorasi ide-ide ilmiah menggunakan materi fisik atau
teknologi baru seperti computer, kalkulator dan sebagainya. Proyek yang
diberikan dalam konten pemecahan masalah, dapat digunakan oleh siswa untuk
melakukan eksplorasi, belajar, dan berpikir tentang ide yang mengembangkan
pemahaman mereka dalam berbagai area isi kurikulum sains.
b.
Proyek
dan Investigasi Dunia Nyata
Proyek dan
investigasi dapat mengajarkan siswa berbagai hubungan sains dengan dunia nyata
sebagai contoh untuk sekolah menengah dapat menggunakan proyek yang melibatkan
siswa untuk menggunakan sains di dalam bidang-bidang berikut. Berikut ini
merupakan daftar kasar yang masih dapat dikembangkan oleh siswa secara
bersama-sama melalui curah pendapat.
·
Makanan dan
kesegaran
·
Populasi
·
Masalah-masalah
lingkunagan
·
Lahan pertanian
·
Mobil, perahu,
pesawat terbang, roket
·
Olahraga
·
Daur ulang
·
Ruang angkasa
·
Dan sebagainya
c.
Kapan
diimplementasikan
Siswa dapat dilibatkan dalam proyek dan penyelidikan
sepanjang tahun pelajaran. Anda mungkin hanya perlu menunggu sampai 3-4 minggu
pertama sebelum anda menggunakan dan mendiskusikan proyek di dalam pelajaran
Anda.
Didalam
memberikan suatu proyek mulailah dari tugas-tugas yang sederhana, berangsur
ketugas-tugas yang rumit.
d.
Bagaimana
mengevaluasi proyek?
Proyek dapat dievaluasi secara holistik maupun
analisis. Penilaian holistik diberikan berdasarkan kepada proyek secara
keseluruhan. Sebagai contoh guru dapat membaca dan mengevaluasi sampel proyek
untuk menentukan rentang kinerja. Mungkin 3-5 kategori dapat dibuat.
Penilaian analitis memerlukan
pemecahan proyek menjadi beberapa komponen. Sebagai contoh berikut ini adalah
beberapa komponen proyek untuk keperluan penilaian.
Komponen Nilai (poin)
Deskripsi masalah 10
Metode penilaian 10
Tahapan proyek/rekaman kerja 20
Data 20
Kesimpulan 20
Laporan proyek 20
Jumlah 100 poin
Sebagai tambahan terhadap model-model utama asesmen
alternatif seperti yang telah diuraikan di atas, teknik-teknik asesmen berikut
juga dapat digunakan untuk memantau kinerja siswa, yaitu:
a. Wawancara
dan Konperensi
Wawancara dan
konperensi memberi peluang bagi guru dan siswa untuk bertemu bersama dan
mendiskusikan IPA. Pertemuan pribadi dengan guru ini dapat merupakan pengalaman
yang memiliki daya motivasi yang kuat untuk kebanyakan siswa. Hal ini juga
dapat menyediakan bagi guru untuk memperoleh informasi yang bermanfaat tentang
bagaimana siswa berpikir dan bagaimana perasaannya terhadap IPA.
Wawancara dapat terstruktur dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan satu topik IPA tertentu. Sebagai
contoh, suatu wawancara pemecahan masalah, akan menghadapkan siswa pada masalah
dan memintanya untuk memecahkannya. Bekerja dari sebuah set pertanyaan yang
direncanakan, guru tertarik terhadap bagaimana siswa melakukan pemecahan
masalahnya. Siswa menjelaskan model dan strategi yang dipilihnya untuk
memecahkan masalah. Wawancara biasanya ditandai dengan pertanyaan yang diajukan
oleh guru dan respon oral oleh siswa.
Konperensi adalah diskusi tidak formal
yang melibatkan guru dengan seorang siswa. Beberapa saran yang bermanfaat untuk
melaksanakan wawancara dan konperensi:
Ø Siaplah dengan pertanyaan
Ø Tempatkan siswa dalam keadaan santai
Ø
Jelaskan bahwa anda akan mencari hasil berpikir
kreatif
Ø Ajukan masalah
Ø Buatlah catatan
Ø Jadilah pendengar yang baik
b. Evaluasi Diri Siswa
Satu lagi yang memiliki keuntungan nyata adalah
menggunakan tugas-tugas asesmen kinerja adalah memberi kesempatan kepada siswa
untuk terlibat di dalam proses asesmen. Bila asesmen dipandang sebagai bagian
tak terpisahkan dari proses pembelajaran, fokus berpindah dari memberi tes ke
membantu siswa memahami tujuan pengalaman belajar dan kriteria keberhasilan.
Implisit didalam semua metode asesmen alternatif
adalah ide bahwa metode dapat bekerja dengan efektif bilamana siswa tahu tujuan
pelajaran dan kriteria untuk mengukur keberhasilan tujuan tersebut. Mengetahui
tujuan dan kriteria keberhasilan akan membantu siswa untuk memonitor tujuannya.
c. Tes Buatan Siswa
Dalam melakukan asesmen terhadap siswa, Anda juga
dapat menggunakan tes-tes yang dikembangkan oleh siswa Anda sendiri. Asesmen
didasarkan pada asumsi bahwa sesorang yang menguasai dengan suatu konsep
tertentu akan mampu mengembangkan pertanyaan yang bermutu tentang konsep itu.
Atas asumsi itu, Anda dapat mengases pemahaman siswa Anda soal-soal tes
yang dibuatnya.
d. Pekerjaan
Rumah
Seringkali tugas-tugas yang dilakukan siswa didalam
suatu asesmen membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu Anda dapat
menggunakan waktu siswa di rumah untuk mengerjakannya. Hasil kerja mereka
merupakan sumber yang baik untuk asesmen.
Bahan Latihan
|
Pilihlah salah satu Standar Kompetensi (SK) pada standar isi Mata Pelajaran Fisika
SMA, kemudian buatlah instrumen tes kinerja lengkap dengan interval skornya!
E. Rangkuman
- Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi.
- Asesmen tradisional (Traditional assessment) adalah suatu asesmen yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun pertanyaan-pertanyaan tertutup, seperti pilihan ganda, benar salah, isian, dan memasangkan, pada tes yang dibakukan. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka berwujud butir-butir asesmen yang meminta siswa memberikan penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-pertanyaan tertutup berwujud butir-butir asesmen obyektif, yaitu butir-butir dengan suatu jawaban benar yang tidak terbuka untuk melakukan interpretasi.
- Asesmen Kinerja (Performance assessment) adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar